Rabu, 13 Mei 2009

Bumiputera Catat Rugi Rp 8,9 Miliar di Triwulan I-2009

Sepanjang triwulan pertama 2009, PT Bank Bumiputera Tbk membukukan rugi bersih sebesar Rp 8,9 miliar.

Kerugian tersebut disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga bersih sebesar 25 persen menjadi Rp 57,88 miliar dan peningkatan beban operasional sebesar 16 persen.

Menurut Direktur Konsumer Dian A. Soerarso, "penurunan pendapatan bunga bersih tersebut terkait dengan rendahnya pertumbuhan kredit pada awal kuartal pertama tahun 2009. Sementara beban operasional meningkat terutama dikontribusikan oleh biaya peningkatan depresiasi terkait dengan telah beroperasinya Core Banking System yang baru yaitu Silver Lake," ujarnya dalam siaran pers , Jakarta, Kamis (30/4/2009).

Kredit yang disalurkan hingga triwulan pertama 2009 sebesar Rp 4,57 triliun atau naik tipis sebesar 1 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 4,53 triliun. Ia mengharapkan ke depannya pertumbuhan kredit Bank Bumiputera akan ditingkatkan seiring dengan perbaikan ekonomi.

Ia mengatakan target pertumbuhan kredit pada tahun 2009 adalah sebesar 17 persen dan Bank Bumiputera akan masuk juga ke dalam pembiayaan sektor micro banking. Pada tahap awal perseroan akan melakukan pembiayaan kepada sektor pedagang pasar tradisional.

Selama kuartal I 2009, posisi DPK Bank Bumiputera tercatat sebesar Rp 5,88 triliun atau naik 8 persen dari Rp 5,47 triliun pada triwulan yang sama tahun lalu. Kenaikan ini terutama disumbangkan oleh pertumbuhan low cost deposits sebesar 17 persen yang terdiri dari tabungan yang tumbuh sebesar 25 persen dari Rp 699,89 miliar triwulan tahun lalu menjadi Rp 875,72 miliar per 31 Maret 2009 dan giro yang juga mengalami kenaikan cukup signifikan sebesar 40 persen dari Rp 665,47 miliar menjadi Rp 930,54 miliar.

Rasio kecukupan modal (CAR) per 31 Maret 2009 sebesar 11,90 persen atau naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 11,80 persen. Rasio ini masih di atas persyaratan minimum dari Bank Indonesia yang sebesar 8 persen. LDR Bank Bumiputera per 31 Maret 2009 tercatat sebesar 77,43 persen.

Ia menambahkan, sejalan dengan rencana peningkatan struktur permodalan, Bank Bumiputera tengah merencanakan penerbitan HMETD (Hak Memesan fek Terlebih Dahulu) melalui instrument MCB (Mandatory Convertible Bond) sebesar Rp 150 miliar dengan jangka waktu 5 tahun pada akhir Semester I 2009.

Disamping memperkuat Rasio Kecukupan Modal dan sebagai antisipasi atas Risiko Operasional yang akan diperhitungkan dalam Basel II, penerbitan MCB ini diharapkan juga akan mendukung ekspansi pertumbuhan Kredit khususnya pada segmen kredit konsumsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar